Halo pembaca dan penulis blog, kali ini saya akan mempostingkan sebuah tulisan. Postingan kali ini tidak ada sangkut paut nya dengan tugas pengembangan mata kuliah softskill. Tulisan ini hanya sebuah coretan kisah perjalanan saya menuju bangku kuliah menjadi mahasiswa setahun yang lalu. Dimana masa-masa kebingungan, kebimbangan, tegang, capek, haru, sedih, senang, putus asa dan lainnya campur aduk jadi satu. Masa transisi setelah lulus dari bangku sekolah SMA menuju bangku kuliah di Perguruan Tinggi.
Ketika saya masih sekolah di kelas 3 SMA semester ganjil, saya telah mendapatkan sebuah bangku kuliah di President University dengan jalur beasiswa potongan uang kuliah dan uang pembangunan gedung. Saya memilih jurusan akuntansi. Namun, di semester genap saat kelas 3 SMA dengan pertimbangan orang tua, beasiswa itu saya lepas karena perkuliahannya menggunakan bahasa Inggris dan kemampuan bahasa Inggris saya masih sangat kurang. Kehidupan kampusnya pun bertaraf internasional dengan ada banyaknya mahasiswa dan dosen dari luar negeri, saya takut nantinya tidak bisa menyeimbangkan, tidak dapat mengikuti dengan baik dan ketinggalan. Di semester ganjil selain saya dapat beasiswa di President University, saya juga mendapatkan beasiswa di IBII dengan jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Namun beasiswa itu saya lepas juga di semester genap karena saya ingin mencoba di Perguruan Tinggi Negeri. Di SMA saya mengambil jurusan IPA dan saya mengikuti bimbingan belajar agar berharap saya bisa lulus UN dan dapat
diterima di Perguruan Tinggi Negeri dan jurusan yang saya inginkan.
Saat di semester Genap, sebenarnya saya ingin mencoba mendaftar beasiswa Perguruan Tinggi Swasta di UNTAR (Universitas Tarumanegara), BINUS (Bina Nusantara), dan ATMA JAYA karena di universitas ini banyak mahasiswa bersuku Indo-Cina atau beretnis Tionghoa dan saya pun merupakan keturunan suku etnis tersebut. Waktu itu, saya sudah memantapkan untuk milih jurusan yang saya inginkan, di UNTAR saya memilih Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi), di BINUS saya memilih jurusan dual/ double degree yaitu Sistem Informasi dan Akuntansi, dan di ATMA JAYA saya memilih jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Dikarenakan kendala kondisi biaya keuangan saat itu dan lokasi kampus yang lumayan cukup jauh, maka saya tidak jadi mencoba daftar di universitas tersebut. Saudara saya yang seumuran dengan saya berkuliah di universitas tersebut.
Setelah dinyatakan lulus dari SMA, saya mempersiapkan diri untuk mengikuti tes SNMPTN. Saat kelas 3 SMA, sebenarnya saya telah memantapkan pilihan saya untuk memilih jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (Teknik Planologi), inilah pilihan pertama, jurusan utama yang saya inginkan. Setelah saya mencari informasi PTN yang ada jurusan ini, maka saya tertarik dengan ITB (Insitut Teknologi Bandung) dan UNDIP (Universitas Diponegoro). Sebelumnya saya belum membicarakan hal ini dengan orang tua saya saat kelas 3 SMA. Baru kemudian pas 2 minggu sebelum mendaftar SNMPTN, saya membicarakan hal ini dengan kedua orang tua saya. Hasil keputusannya, orang tua saya tidak memperbolehkan dan melarang saya untuk berkuliah di luar kota atau daerah yang sangat jauh. Hal itulah yang membuat saya bingung, panik, kesel, bimbang karena jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota sebagian besar hanya ada di daerah Jawa dan saya ingin di dua universitas tersebut, ITB dan UNDIP. Seminggu sebelum mendaftar saya mencoba membujuk kedua orang tua saya, namun tetap tidak boleh karena kedua kakak saya sudah tidak tinggal bersama orang tua saya lagi, mereka sudah bekerja dan orang tua saya juga telah berumur. Dan mereka menjelaskan kenapa saya tidak boleh meninggalkan dari rumah, dikarenakan mereka takut akan pergaulan saya nantinya, belum lagi biaya ongkos transport, kos dan uang bulanan. Kedua orang tua saya meragukan saya apakah saya bisa hidup mandiri atau tidak, dan bila diberikan uang bulanan, apakah bisa diatur dengan benar dan mereka mencurigai uang bulanan tersebut malah digunakan untuk hal yang tidak benar.
Dari sebab itulah maka saya bingung memilih jurusan yang saya inginkan dan universitas negeri mana aja yang masih bisa terjangkau. Akhirnya saya memilih jurusan yang asal-asalan. Saya mengambil IPC dengan jurusan Teknik Lingkungan-UI, Arsitektur Lansekap-IPB, dan Sekolah Bisnis Manajemen-ITB. Walaupun universitas-universitas tersebut masih terbilang jauh bagi orang tua saya, yaitu di bogor dan di bandung karena saya harus tinggal di asrama apabila keterima. Tapi hasilnya menyatakan saya tidak diterima. Kemudian saya mencoba jalur ujian mandiri 1, yaitu SIMAK UI dengan memilih jurusan reguler IPA. Saya memilih jurusan Teknik Lingkungan, Biologi, dan Geografi. Hasilnya pun saya dinyatakan tidak berhasil. Ketika itu saya ingin mendaftarkan diri saya melalui jalur mandiri UNDIP karena jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota masih tersedia bangkunya, tapi tesnya bentrok dengan SIMAK UI kalau tidak salah dan uang saya tidak cukup untuk mendaftarkannya, maka saya tidak jadi mendaftar. Lalu saya nekat untuk mencoba jalur ujian mandiri 2, yaitu SPMB UNSOED (Universitas Jendral Soedirman) yang berlokasi di Purwokerto, Jawa Tengah. Saya memilih jurusan Teknik Sipil dan Teknik Geologi. Lagi-lagi hasilnya menyatakan saya gagal. Saya mencoba mendaftar UMB-PT (Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi) dengan 6 pilihan yaitu, Teknik Sipil UNSOED, Teknik Geologi UNSOED, Teknik Perkapalan UNDIP, Biologi UNSOED, Oseanografi UNDIP, dan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota TRISAKTI. Hasilnya saya di terima di Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota TRISAKTI. Namun, saya tidak ambil, saya lepas karena biaya perkuliahan yang cukup mahal bagi saya dan orang tua saya dan kampus yang jauh dan daerah macet tiap harinya.
Dari hal itu saya mendiskusikan bersama kedua orang tua saya dan kakak-kakak saya. Saya memberikan pilihan kepada mereka apakah saya diperbolehkan kuliah di tahun ini (2012) di Perguruan Tinggi Swasta yang masih membuka pendaftaraan mahasiswa baru atau menundanya untuk kuliah di tahun depan (2013) dengan syarat saya ingin bimbel lagi, belajar lagi, dan diperbolehkan untuk kuliah di luar kota, di pulau Jawa atau lainnya untuk memantapkan pilihan jurusan dan universitas yang saya inginkan. Sebenarnya saya ingin kuliah di tahun ini (2012) dikarenakan saya tidak ingin menunda setahun dengan belajar lagi, dan apabila saya menunda setahun maka proses perkuliahan, kelulusan, wisuda, dan bekerja saat setelah selesai kuliah pun juga mundur setahun. Setahun saat itu bagi saya merupakan waktu yang cukup lama dan belum tentu saya akan serius belajar. Dengan pertimbangan itu, hasil keputusannya yaitu saya diperbolehkan kuliah di tahun ini (2012) di PTS. Saya mencari informasi dan bertanya ke teman-teman saya Universitas Swasta mana yang masih buka pendaftaran mahasiswa baru. Dikarenakan saat itu awal bulan september dan banyak Universitas-Universitas Swasta yang telah menutup pendaftarannya dan bahkan sudah ada yang memulai kuliahnya. Kemudian saya mendaftar di Universitas Gunadarma (UG). Sebuah Universitas swasta yang lumayan terkenal dan mampu menyaingi dan menyimbangkan Universitas-Universitas Negeri yang sudah terkenal sejak lama, memiliki ranking reputasi yang bagus di tingkat Nasional maupun Internasional, lulusannya pun juga banyak terkenal dan mampu bersaing ketika sudah bekerja, dan terkenal akan program pengembangan IT dan SI. Dan biaya kuliahnya pun cukup terjangkau, tidak terlalu mahal, dan hampir sama dengan universitas-universitas negeri.
Sebenarnya saya ingin mendaftar di kampus Depok, tapi tetap orang tua tidak sepenuh hati mengizinkannya, dikarenakan alasannya yang cukup lumayan jauh, ongkos transport yang mahal karena pulang-pergi saya harus naik kereta dan belum boleh diperbolehkan ngekos, pulang kuliah sampai rumah bisa malam hari dan kondisi fisik badan akan terkuras karena orang tua saya menanyakan kepada tetangga yang berkuliah di Depok pulang pergi tentang semuanya, segala hal. Akhirnya saya memilih kampus Universitas Gunadarma di Bekasi, karena masih terjangkau dari rumah, dengan pilihan jurusan Teknik Industri dan Psikologi. Ya, saya mengetahui bahwa pola asuh orang tua saya yang otoriter dan protektif, karena saya anak terakhir dan hanya saya yang masih tinggal dirumah. Kakak-kakak saya sudah tidak tinggal dirumah lagi karena mereka sudah bekerja. Saya mengikuti tes penerimaan untuk menentukan Grade biaya kuliah yang harus dibayarkan selama kuliah. Ketika saya diterima dan telah mengetahui Grade biaya kuliah, saya diberi kebebasan untuk memilih jurusan mana yang benar-benar saya inginkan dan saya jalankan sampai lulus nanti.
Saya memilih dan mengambil jurusan Psikologi, karena saya telah memutuskan dan menimbangkan lagi dan lagi untuk menghindari jurusan-jurusan yang ada hitung-hitungan nya secara kompleks. Sejak SMP saya menyukai membaca buku pengembangan diri, motivasi, psikologi populer. Saya pun suka mengamati, melihat, dan menilai. Dan berdasarkan hasil tes psikologis sejak saya SMA, saya tipe orang yang intra dan inter personal, naturalis, ekstrovert. Hal-hal itulah yang menjadi pertimbangan saya memilih jurusan Psikologi. Akhirnya di tahun 2012 bulan September, saya kuliah menjadi mahasiswa di Universitas Gunadarma, Bekasi dengan jurusan Psikologi. Intinya teruslah mencoba dan mencoba, tingkatkan keberanian kalian dan perbaiki setiap kegagalan. Apabila kalian pernah merasa jatuh itu merupakan hal yang biasa, tapi apabila kalian pernah merasa jatuh dan kemudian mampu bangun berdiri dan mencoba lagi itu merupakan hal yang luar biasa. Selalu syukuri atas apa yang telah kalian dapatkan, entah apapun itu, karena diakhirnya pasti ada keindahan yang akan kalian dapatkan dan kalian rasakan. Mau kuliah dimanapun itu sama saja, baik Negeri maupun Swasta, balik lagi ke diri kita masing-masing, pilihlah jurusan yang benar-benar passion minat kita. Apabila sudah sesuai dengan passion minat kita, menjalanin pun akan enjoy, tanpa ada beban, keluhan-keluhan selama kuliah pun sedikit karena semangat motivasi itu akan terus ada. Dan apalagi di semester 1 dan semester 2 (tahun ke-1) itu merupakan modal dasar awal atau basic yang harus benar-benar dikuasai untuk di semester berikutnya. Karena basic atau modal dasar awal di tahun ke-1 akan ada di semester-semester selanjutnya.
Itulah tulisan postingan tentang kisah perjalanan saya menuju bangku kuliah menjadi mahasiswa setahun yang lalu. Terima kasih bagi kalian yang telah mampir ke blog saya dan membaca postingan ini. Semoga postingan saya ini bermanfaat bagi kalian.
Itulah tulisan postingan tentang kisah perjalanan saya menuju bangku kuliah menjadi mahasiswa setahun yang lalu. Terima kasih bagi kalian yang telah mampir ke blog saya dan membaca postingan ini. Semoga postingan saya ini bermanfaat bagi kalian.
3 komentar:
Ceritanya bagus (y) ,
perjuangan yang luar biasa kak.. memotivasi banget untuk aku yang juga mau masuk f.psi tahun ini.. :)
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah aku bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259
Posting Komentar