Anak
berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasikan
sebagai anak yang mampu mencapai prestasi
tinggi karena memiliki kemampuan yang unggul. Kemampuan yang dimaksud tidak
sebatas kemampuan melihat hubungan-hubungan logis dan mengadaptasi
prinsip-prinsip abstrak kepada situasi konkret, tetapi juga memiliki kemampuan
menggeneralisasikan, lebih dari orang lainnya. Oleh karenanya, kita dapat
mendefinisikan anak berbakat itu sebagai anak yang : (1) memiliki kemampuan
intelektual di atas rata-rata; (2) memiliki tanggung jawab (komitmen) yang
tinggi terhadap tugas; (3) memiliki kreativitas yang tinggi. Dengan demikian,
anak berbakat akan mampu mengembangkan sifat-sifat tersebut dan menerapkannya
dalam kehidupan di masyarakat.
Anak
berbakat (gifted) harus dibedakan dengan anak genius. Karena anak genius
adalah anak berbakat tetapi dengan taraf sangat tinggi (highly gifted) jauh di
atas anak berbakat pada umumnya walaupun anak berbakat itu sendiri telah
memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Berdasarkan
teori Triarchic, pada prinsipnya ada 3 macam keberbakatan: Pertama,
bakat analitik, yakni bakat dalam memilah masalah dan memahami bagian-bagian
dari masalah tersebut. Kedua, bakat sintetik, yakni bakat dalam kemampuan
intuitif, kreatif dan cakap dalam mengatasi situasi-situasi tertentu. Ketiga,
bakat praktis, yakni bakat dalam analitik maupun sintetik dalam kehidupan
sehari-hari
Bagian terpenting dari teori di atas menurut Stenberg adalah kemampuan
mengkoordinasikan 3 aspek kemampuan dan bagaimana mengaplikasikannya untuk
memperoleh keberhasilan. Oleh karena itu menurut Stenberg, orang yang
berbakat adalah orang yang mampu mengelola sendiri cara berpikir yang baik.
Anak
berbakat (gifted) punya kecerdasan di atas rata-rata (biasanya mempunyai IQ
diatas 130) dan/atau punya bakat unggul di beberapa bidang, seperti seni,
musik, atau matematika. Program untuk anak berbakat di sekolah biasanya
didasarkan pada kecerdasan dan prestasi akademik. Namun, belakangan ini
kriteria ini diperluas dengan memasukkan faktor-faktor seperti kreativitas dan
komitmen (Renzulli & Reis, 1997).