ASSOCIATION MODEL (MODEL ASOSIASI)
Teori
awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi).
Menurut model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan
konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus
yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings.
Grafik di bawah menunjukkan salah satu hasil penelitian yang menunjukkan
tingkat retensi yang makin rendah dengan berjalannya waktu.
COGNITIVE MODEL (MODEL KOGNITIF)
Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian
dari information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia
memiliki tiga macam Memori sebagai berikut:
- Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai ”momentary lingering of sensory information after a stimulus is removed.” Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
- Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.
- Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa:
- Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
- Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu. Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recal.
Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang
berhubungan dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita
merasa sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap
tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita
bertemu dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya
namun tetap tidak dapat menyebutkannya.
TULVING’S THEORY OF MULTIPLE MEMORY SYSTEMS
Menurut
Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga
sistem Memori:
- Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
- Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
- Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.
Tulving
mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas
antara lain melalui:
- Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.
- Penyakit Alzheimer’s yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.
CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI
Para
ahli masih memperdebatkan apakah Memori merupakan suatu trait (sifat)
atau skill (kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan
tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill merupakan sesuatu yang bisa
dipelajari dan ditingkatkan.
Orang
yang memiliki kemampuan Memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
- Proses encoding yang majemuk dan bermakna.
- Memiliki banyak cue dengan asosiasi tinggi
- Banyak latihan
Contoh
orang-orang dengan kemampuan Memori yang tinggi:
- Steve Faloon: dapat mengingat deretan angka yang panjang
- John Conrad: dapat mengingat pesanan makanan di restoran dengan sangat baik
- Rajan: dapat mengingat angka phi
Bagi
orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori,
antara lain:
- Mnemonic: Menciptakan asosiasi antar hal yang harus diingat.
- Method of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.
- Peg word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang berirama.
- Menggunakan bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual untuk mengingat pesanan makanan dari para tamu.
- Memahami hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal yang dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.
- Konteks ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut harus diingat kembali (encoding specificity)
- Memori akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun keterlibatan emosional tidak terlalu tinggi.
- Menggunakan sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu.
- Memori akan lebih baik jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing-masing sesi cukup pendek, daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya 20 menit daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.
- Memori
akan lebih baik jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara,
misalnya mengingat suatu pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan
lebih baik daripada hanya salah satu saja.
0 komentar:
Posting Komentar