Keinginan
untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya terhadap mahasiswa merupakan
dorongan yang logis. Terkadang interaksi belajar mengajar dalam kelas
menimbulkan apatisme dan sikap pasif terhadap mahasiswa itu sendiri yang
dikarenakan kreatifitasnya terhambat dan akibatnya mengurangi kualitas hasil
belajar. Oleh sebab itu mata kuliah pengembangan softskill adalah bahan kajian
dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah
berkehidupan bermasyarakat. Mata kuliah softskill menekankan kejelasan hasil
pendidikan sebagai seseorang yang menguasai:
- Ilmu pengetahuan dan ketrampilan tertentu.
- Penerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam bentuk kekaryaan.
- Sikap berkarya.
- Hakikat dan kemampuan dalam berkehidupan bermasyarakat.
- Nilai-nilai dasar agama, budaya, serta kesadaran berbangsa, bernegara untuk di jadikan pedoman bagi mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.
Di tingkat
Internasional, UNESCO berupaya untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan
dengan mendeklarasikan empat pilar pembelajaran, yaitu:
- Pembelajaran untuk tahu (learning to know)
- Pembelajaran untuk berbuat (learning to do)
- Pembelajaran untuk membangun jati diri (learning to be)
- Pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis (learning to live together)
Dengan pedoman inilah
mendorong peran dosen dan mahasiswa tidak hanya menggunakan pengajaran dan
pembelajaran secara ceramah monolog atau komunikasi satu arah, melainkan mampu
menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialog
interaktif seperti diskusi.